Selasa, 03 Februari 2015

Adikku yang Hebat

Selamat Teteh geulis, cerpennya dimuat di Pikiran Rakyat hari ini. Mama kalah nih... Belum dimuat lagi di PR. #berlomba dengan anak dalam berkarya 
 Dimuat di Koran Pikiran Rakyat, 25 Januari 2015

Adikku  yang Hebat
Oleh Rianita Wulandari Arief Nadea

            Hai… perkenalkan namaku Kania Luwindawati Ainur Arief, biasa dipanggil Nia. Aku sekarang duduk di kelas 4. Aku sekolah di SDN Pajagalan 58. Aku memiliki seorang Adik yang bernama Kalyca Bhanuwati Ainun Arief biasa di panggil Caca. Dia masih duduk di bangku TK B1 Dharma Kitri.
            Oh ya, karena mamaku bekerja. Jadi aku bertugas mengantar dan menjemput adikku mengaji. Aku tidak keberatan selain karena dekat rumah juga karena tempat ngajinya sama denganku. Cuma beda kelas. Aku kelas 4 dan adikku kelas 1.     
            “Nia lagi nungguin siapa?” tanya Ocha temanku suatu hari.
            “Biasalah nungguin adik.
            “Emang Caca enggak diantar sama Mama kamu apa?”
            “Enggak Mama banyak kerjaan dari kantor.” Kataku. Setelah lama berbincang adikku  keluar dari kelasnya.
            “Ka, Caca kepilih untuk mengikuti lomba baca surat.” Kata adikku setengah berteriak. “lomba baca surat Al-Qoriah, Ad-Duhha, Al-Imron.
“Oh, hebat banget.” Kataku.  
            “Ka, ayo pulang.” Kata Caca.
            “Oh iya, Ocha aku pulang ya.” Kataku sambil tersenyum kepada temanku.
            “Iya aku juga mau pulang, kok” Kata Ocha. Lalu aku dan adikku keluar dari tempat Ngaji. Aku menggandeng adikku. Aku terus berpikir kenapa Caca bisa ikut lomba? Kenapa adikku bisa sepintar itu? Padahal kan aku kakaknya. Selama mengaji di sini, aku belum pernah mengikuti lomba. Aku terus memikirkan itu sampai rumah.

                        MALAM PUN TIBA
            “Kak, doain Caca ya supaya menang.” Katanya.
            “Pasti dong Caca harus menang.” Kataku sambil menggengam tangannya. Padahal hatiku dipenuhi ragu. Caca pasti ngak akan juara, karena aku tahu saingannya hebat. Aku berpikir kenapa Caca bisa terpilih? Padahal aku belum pernah terpilih mengikuti lomba seperti ini. Hanya Manda yang bisa mengikuti lomba ini. Pikiran itu terus menghantuiku.
Keesokan harinya Caca, aku dan Mama segera pergi ke tempat acara..
            Lomba segera dimulai. Caca mendapat no urut pertama. Setelah di panggil oleh Mc Caca maju ke depan, serempak yang ada di ruangan itu bertepuk tangan. Caca membaca surat-surat itu dengan lancar.
Satu persatu peserta maju ke depan, sampai semua acara selesai. Lama menunggu akhirnya penantian untuk mengumumkan pemenang pun tiba.
            Baiklah hadirin, tadi kita telah mendengarkan para peserta membacakan surat. Sekarang saatnya mengumumkan juara-juaranya, mulai dari harapan 3.  Pemenang harapan 3 adalah… Azkiya Putri Wahyu Larasti dari kelas 6 ayo silihkan maju.
            Tepuk tangan hadirin riuh.
“Sekarang saat yang di nanti-nanti. Juara 1 di raih oleh… Kallycha Banawati Ainun Arief ayo maju, De.” Kata Mc. “Untuk juara 1, berhak mendapatkan trophy, piagam, uang 5 juta, dan paket dari Al-QuranulHakim. Untuk adik-adik yang kurang beruntung kalian mendapatkan piagam dan paket dari Al-QuranulHakim” Kata Mc.
“Asiik aku dapat piala.” Adikku girang bukan main 
Aku sangat senang  Caca bisa meraih juara 1.  Mama dan Papa pun bangga.
            “Selamat ya, Ca. Kamu memang hebat.” Aku memeluk adikku.
***

Pengirim:
Rianita Wulandari Arief Nadea
Kelas 6B
SDN Raya Barat Bandung

2 komentar:

  1. follow balik mbak: www.rakhmadriyadi.com

    saya blogger komedi, bisa di view :)

    BalasHapus