Dongeng
Gerushio
Vs Kerushio
Oleh:
Nina Rahayu Nadea
Gerushio
adalah nama sebuah negara. Mata pencaharian sebagai besar penduduknya adalah
beternak dan berkebun. Keadaan alam negeri Gerushio yang sangat subur,
menyebabkan aneka tanaman dapat tumbuh
dengan baik pula. Tak heran jika tanaman dan hewan-hewan dari negeri Gerushio
banyak dicari penduduk luar negeri karena kualitasnya yang bagus.
Melimpah ruahnya hasil
kebun dan kekayaan lain menyebabkan penduduk Gerushio makmur dan tak pernah
merasa kekurangan pangan. Praktis, semua penduduk dapat mudah memenuhi aneka
kebutuhan hidupnya, dari mulai sayuran, buah, daging, susu dan sebagainya.
Kebiasaan buruk dari
penduduk Gerushio adalah mengonsumsi daging dan makanan lainnya tanpa batas
porsi. Mereka dapat menghabiskan berkilo daging pun kiloan buah setiap harinya.
Hal ini menyebabkan tubuh penduduk Gerushio gemuk. Ditambah dengan adanya mitos bahwa
semakin gendut badannya, maka semakin makmur pula lah orangnya.
Sebentar
lagi negeri Gerushio akan panen anggur, namun semua sedang bingung. Para
pekerja yang biasanya membantu banyak yang sakit. Rumah sakit yang banyak dan
tersebar tak mampu lagi menampung para pasien yang membludak. Panen terancam
gagal. Ya, pemerintah Gerushio sedang kebingungan, karena akhir-akhir ini
penduduknya banyak yang sakit.
Hingga
pemerintah mengambil inisatif, mendatangkan para pekerja dari negara lain.
Tentu dengan bayaran yang tinggi.
*
Tiba
di negeri Gerushio, para pekerja yang berasal dari negeri Kurushio segera
menjalankan tugasnya. Ada yang memetik anggur, ada yang memilah-milah anggur
sampai ada yang mengepak. Semua dilakukan dengan kompak dan cekatan. Tak
terlihat keluh di sana. Semua gembira bekerja sama.
Decak
kagum terlontar dari mulut penduduk Gerushio. Betapa tidak, ternyata para pekerja
Kurushio mampu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari biasanya. Panen anggur
yang biasanya dilakukan dalam 6 hari, kini hanya 3 hari saja sudah selesai.
Kendati tubuh para Kurushio kecil, tapi tenaga dan kecepatannya berbanding terbalik
dengan penduduk Gerushio yang cenderung lamban.
Saat
istirahat para pekerja makan bersama dengan penduduk Gerushio.
“Koq
sudah lagi makannya, Kururu?” tanya Belala dari Gerushio. “Enak lho daging
ini.” Belala menambahkan beberapa potong daging ke piringnya.
Kururu
tersenyum, menggelengkan kepala. “Di negaraku, kami terbiasa makan dalam porsi
secukupnya. Tidak berlebihan.”
“Kami
harus banyak makan supaya lebih
dihargai.”
“Pemimpin
kami memerintahkan agar selalu hidup sehat. Salah satunya dengan menjaga
makanan. Setiap tahun penduduk di negara kami selalu menjadi perwakilan dunia
dalam berolah raga. Hasilnya puluhan tropi diraih, penduduknya sehat karena
makan serta olah raga yang cukup.” Kururu menambahkan. Mengambil beberapa poto
dari saku celananya. “Nih. Potoku beberapa tahun ke belakang. Keren kan?”
“Wah.
Juara apa?” Belala mulai tertarik dan menyimpan piringnya yang masih penuh.
“Maraton.”
*
Pertemuan
dengan penduduk Kurushio menyebabkan beberapa penduduk berfikir untuk mengubah
gaya hidup mereka. Maka jika kemarin penduduk Kurushio diundang sebagai pekerja,
kini kali keduanya penduduk Kurushio diundang untuk mengajarkan bagaimana hidup sehat.
“Kami ingin berbadan kecil seperti kalian.”
“Iya, aku tertarik
untuk menjadi juara seperti di negaramu.”
“Aku pun sebenarnya
sudah sangat susah untuk membawa perutku sendiri. Berjalan susah, kasurku juga sudah
tak muat lagi.”
Yang mengikuti latihan
hanya beberapa puluh orang saja. Sementara lainnya hanya menonton. Pun para Kururu,
tak ambil pusing ketika dalam proses latihan banyak diantaranya yang
mencuri-curi makanan. Atau tak melanjutkan latihan ketika olahraga berlangsung.
Mereka membiarkan
karena ingin penduduk Gerushio melakukkan dengan kesadaran bukan paksaan.
Beberapa bulan latihan,
mereka sudah dapat merasakan perubahan di tubuhnya. Jika dulu mereka susah
bergerak karena badan yang melar. Kini? berat badannya turun ditambah dengan
badan yang lebih singset. Mereka pun tergerak untuk mengikuti latihan lebih
serius lagi.
Keberhasilan ini
akhirnya membuka hati pemimpin negeri. Mengumumkan kepada para penduduknya,
agar wajib mengikuti olah raga di lapangan setiap hari, juga mengatur makanan
dalam porsi yang wajar.
Hasilnya? Penduduk sehat,
jumlah pasien di rumah sakit pun berkurang.***
Dongeng
Nina Rahayu Nadea. Penulis Novel: Ilalang Belakang Sekolah, Memahar Rembulan, Dua Hati, Memilikimu di Sisa Hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar