Senin, 29 Januari 2018

Gerushio Vs Kurushio

Cerpen Anak di Koran Kedaulatan Rakyat. Selasa 23 Januari 2018



Dongeng
Gerushio Vs Kerushio
Oleh: Nina Rahayu Nadea
            Gerushio adalah nama sebuah negara. Mata pencaharian sebagai besar penduduknya adalah beternak dan berkebun. Keadaan alam negeri Gerushio yang sangat subur, menyebabkan aneka tanaman dapat  tumbuh dengan baik pula. Tak heran jika tanaman dan hewan-hewan dari negeri Gerushio banyak dicari penduduk luar negeri karena kualitasnya yang bagus.
Melimpah ruahnya hasil kebun dan kekayaan lain menyebabkan penduduk Gerushio makmur dan tak pernah merasa kekurangan pangan. Praktis, semua penduduk dapat mudah memenuhi aneka kebutuhan hidupnya, dari mulai sayuran, buah, daging, susu dan sebagainya.
Kebiasaan buruk dari penduduk Gerushio adalah mengonsumsi daging dan makanan lainnya tanpa batas porsi. Mereka dapat menghabiskan berkilo daging pun kiloan buah setiap harinya. Hal ini menyebabkan tubuh penduduk Gerushio  gemuk. Ditambah dengan adanya mitos bahwa semakin gendut badannya, maka semakin makmur pula lah orangnya.  
            Sebentar lagi negeri Gerushio akan panen anggur, namun semua sedang bingung. Para pekerja yang biasanya membantu banyak yang sakit. Rumah sakit yang banyak dan tersebar tak mampu lagi menampung para pasien yang membludak. Panen terancam gagal. Ya, pemerintah Gerushio sedang kebingungan, karena akhir-akhir ini penduduknya banyak yang sakit.
            Hingga pemerintah mengambil inisatif, mendatangkan para pekerja dari negara lain. Tentu dengan bayaran yang tinggi.
*
            Tiba di negeri Gerushio, para pekerja yang berasal dari negeri Kurushio segera menjalankan tugasnya. Ada yang memetik anggur, ada yang memilah-milah anggur sampai ada yang mengepak. Semua dilakukan dengan kompak dan cekatan. Tak terlihat keluh di sana. Semua gembira bekerja sama.
            Decak kagum terlontar dari mulut penduduk Gerushio. Betapa tidak, ternyata para pekerja Kurushio mampu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari biasanya. Panen anggur yang biasanya dilakukan dalam 6 hari, kini hanya 3 hari saja sudah selesai. Kendati tubuh para Kurushio kecil, tapi tenaga dan kecepatannya berbanding terbalik dengan penduduk Gerushio yang cenderung lamban.
           

            Saat istirahat para pekerja makan bersama dengan penduduk Gerushio.
            “Koq sudah lagi makannya, Kururu?” tanya Belala dari Gerushio. “Enak lho daging ini.” Belala menambahkan beberapa potong daging ke piringnya.
            Kururu tersenyum, menggelengkan kepala. “Di negaraku, kami terbiasa makan dalam porsi secukupnya. Tidak berlebihan.”
            “Kami harus  banyak makan supaya lebih dihargai.”
            “Pemimpin kami memerintahkan agar selalu hidup sehat. Salah satunya dengan menjaga makanan. Setiap tahun penduduk di negara kami selalu menjadi perwakilan dunia dalam berolah raga. Hasilnya puluhan tropi diraih, penduduknya sehat karena makan serta olah raga yang cukup.” Kururu menambahkan. Mengambil beberapa poto dari saku celananya. “Nih. Potoku beberapa tahun ke belakang. Keren kan?”
            “Wah. Juara apa?” Belala mulai tertarik dan menyimpan piringnya yang masih penuh.
            “Maraton.”
*
            Pertemuan dengan penduduk Kurushio menyebabkan beberapa penduduk berfikir untuk mengubah gaya hidup mereka. Maka jika kemarin penduduk Kurushio diundang sebagai pekerja, kini kali keduanya penduduk Kurushio diundang untuk mengajarkan  bagaimana hidup sehat.
 “Kami ingin berbadan kecil seperti kalian.”
“Iya, aku tertarik untuk menjadi juara seperti di negaramu.”
“Aku pun sebenarnya sudah sangat susah untuk membawa perutku sendiri. Berjalan susah, kasurku juga sudah tak muat lagi.”
Yang mengikuti latihan hanya beberapa puluh orang saja. Sementara lainnya hanya menonton. Pun para Kururu, tak ambil pusing ketika dalam proses latihan banyak diantaranya yang mencuri-curi makanan. Atau tak melanjutkan latihan ketika olahraga berlangsung.
Mereka membiarkan karena ingin penduduk Gerushio melakukkan dengan kesadaran bukan paksaan.
Beberapa bulan latihan, mereka sudah dapat merasakan perubahan di tubuhnya. Jika dulu mereka susah bergerak karena badan yang melar. Kini? berat badannya turun ditambah dengan badan yang lebih singset. Mereka pun tergerak untuk mengikuti latihan lebih serius lagi.
Keberhasilan ini akhirnya membuka hati pemimpin negeri. Mengumumkan kepada para penduduknya, agar wajib mengikuti olah raga di lapangan setiap hari, juga mengatur makanan dalam porsi yang wajar.
Hasilnya? Penduduk sehat, jumlah pasien di rumah sakit pun berkurang.***
Dongeng



Nina Rahayu Nadea. Penulis Novel: Ilalang Belakang Sekolah, Memahar Rembulan, Dua Hati, Memilikimu di Sisa Hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar