Rabu, 01 Mei 2013

Dimuat di Suara Daerah Jabar



Pramuka dalam Kurikulum 2013
Oleh: Nina Rahayu Nadea

            Di tengah pro dan kontra tentang kurikulum 2013. Ternyata ada angin segar untuk membawa suasana perubahan baru. Perubahan yang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan tentang carut- marutnya pendidikan yang terjadi sekarang ini. Masalah yang menyebabkan potret dunia pendidikan menjadi tercemar, buram. Yang menyedihkan banyak orang yang menyalahkan semua prilaku anak didik yang berubah adalah karena kelalaian sosok guru, yang notabene berada di lingkungan sekolah, dalam lingkup pendidikan.
            Coba kita runut ke belakang, betapa banyak perkelahian,  tawuran yang terjadi. Dan yang membuat kita mengurut dada, banyak anak didik kita sebagai pelakunya. Anak didik yang seharusnya berada di sekolah menerima ilmu pembelajaran dari guru, malah melakukan hal yang tidak-tidak. Mereka lebih menyukai berada di luaran, bolos sekolah, meninggalkan waktu belajar di sekolah. Menorehkan citra yang begitu buruk untuk dunia pendidikan. Ini semua membutuhkan pemikiran yang dalam dari berbagai kalangan. Apa yang seharusnya dilakukan untuk menghilangkan atau minimal mengurangi kegiatan negatif tersebut.
            Pelajar  sebagai generasi penerus yang seharusnya menjadi seorang pribadi yang tangguh, berjalan tegak menghadapi tantangan kehidupan lewat prilaku poisitif malah berbalik arah. Melakukan kegiatan yang sangat tidak masuk akal. Sungguh sesuatu yang ironi. Ini semua tentunya membuat semua pihak khawatir. Banyak sekolah melakukan berbagai penanganan agar anak didik terhindar dari prilaku yang negatif. Ada beberapa hal yang perlu ditelusuri tentang penyebab mereka melakukan kegiatan tersebut. Mulai dari  perasaan bosan menerimaan pelajaran, kejenuhan yang begitu menjadi menyebabkan anak-anak melarikan diri dari keadaan, mencari suasana yang baru yang dapat menyenangkan dan menggairahkan hatinya.
            Alhasil mereka terjebak ke dalam lingkungan yang asing. Melakukan kegiatan di luar nalar dan keinginannya. Mereka melakukan tanpa pernah berfikir tentang akibat yang akan terjadi. Yang mereka lakukan hanyalah berdasarkan ajakan, ikut-ikutan, paksaan teman atau ingin menunjukan ‘siapa saya’ walau tanpa pernah tau masalah apa yang sebenarnya terjadi.  Akhirnya banyak diantara mereka merasa malu, terkerangkeng dalam situasi yang sulit. Permasalahan seperti ini betul-betul membutuhkan peran serta yang kuat dari semua lapisan. Bagaimana kita melakukan tatanan yang baik dan kondusif agar tidak terjadi lagi perilaku yang negatif.
            Salah satunya adalah dengan melakukan atau mewajibkan anak didik melakukan kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Pramuka salah satunya. Pramuka diharapkan mampu menjawab permasalah banyak pihak, terkait dengan masalah yang begitu marak. Pramuka diharapkan mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin hari semakin membuat orang tua mengurut dada. Prilaku yang negatif, penyimpangan di sana sini semakin hari semakin jelas terlihat.
            Menetapkan pramuka sebagai pilihan wajib ekstrakulikuler merupakan pilihan yang tepat. Karena selama ini  keberadaan pramuka diasingkan. Malah banyak yang menganggap sepele, sehingga tidak memasukannya sebagai pilihan ekstrakulikuler.  Walau ada dan mungkin banyak sekolah yang telah menerapkannya dalam kegiatan pendidikan. Namun dengan adanya kurikulum 2013 ini akan menyamakan, menyetarakan semua persepsi. Yang mana dengan perubahan tersebut pramuka dimasukan sebagai salah satu ekstrakulikuler yang diwajibkan sehingga diharapkan akan menambah kegiatan ini menjadi berkembang. Tidak  diabaikan dan diacuhkan. Dan yang lebih penting menambah kegiatan wahana positif di kancah nasional.
            Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal tanggal 14 Agustus 1961. Diawali dengan berbagai peristiwa yang terjadi dan melatar belakangi lahirnya gerakan pramuka. Diharapkan gerakan pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia mampu membina kaum muda dalam mencapai tujuan serta menggali potensi spiritual, sosial, intelektual, fisik  dengan baik.
 Dengan pramuka diharapkan siswa dapat membentuk karakternya dengan baik, karena dalam pramuka siswa dilatih  kepemimpinan, kerjasama, solidaritas, mandiri, dan keberanian. Hal ini tentunya akan membantu program pemerintah dalam meningkatkan karakter anak ke arah yang lebih baik dan diharapkan menjadi penyeimbang yang positif dalam pembelajaran. Kegiatan pramuka ini akan mampu membangun kecerdasan siswa pada ranah afeksi (sikap dan prilaku), sehingga siswa akan mampu mengembangkan karakternya sesuai  yang diinginkan.
Pendidikan karakter yang selama ini digemborkan oleh pemerintah diharapkan mampu diserap dengan pendidikan pramuka. Betapa tidak, pramuka yang dikemas sedemikian rupa diharapkan mampu menanggalkan kejenuhan anak akibat pembelajaran yang monoton. Coba saja kita ingat betapa dengan pramuka berbagai kegiatan positif yang menarik dapat anak didik terima. Gerakan pramuka tetap relevan dengan perkembangan jiwa.
            Suasana anak yang selalu jenuh dengan materi pelajaran yang sudah sangat banyak, kita tingkatkan lagi dengan media pembelajaran melalui kegiatan pramuka. Awali semuanya dengan motivasi pada anak didik. Jangan biarkan mereka menjadi jenuh. Tapi giatkan mereka dengan aktifitas yang mampu menggali kreatifitas dan memupuk rasa ingin tahu tentang pramuka. Jangan biarkan mereka menjadi seorang yang merasa dirinya bosan dengan semua pembelajaran. Giatkan kembali nalar dan pemikiran mereka dengan jiwa pramuka.
            Salah satunya dengan mengemas kegiatan pramuka menjadi suasana yang menarik. Awali mereka dengan sesuatu yang menyenangkan: bernyanyi, wide game,  atau tali temali. Adakan acara rutin  di alam terbuka karena akan menambah suasana yang baru. Jangan pernah takut dengan pramuka karena disadari atau tidak dengan pramuka akan menggairahkan otak kanan.
            Otak kanan berfungsi melatih emotional quotient (EQ).  Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Disadari atau tidak untuk menyeimbangi jaman sekarang, diperlukan seorang anak yang pintar dan tangguh dalam segalanya. Bukan hanya pintar dari segi akademik, tapi juga harus pintar menangani masalah dan emosi.   
 Undang-undang  Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Bab 2 Pasal 3, bertujuan membentuk  pramuka:
a.    memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani;
b.    menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.
Mari kita sambut kurikulum 2013 dengan semangat yang tinggi. Kita sambut Pramuka dengan jiwa lapang. Siap berpramuka? Siapa takut.***

Nina Rahayu Nadea. Lahir di Kota Garut 28 Agustus. Menulis dalam bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Mulai mempublikasikan karyanya  Tahun 2007. Tulisannya bisa dilihat di www.ninarahayunadea.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar