Minggu, 23 Desember 2012

Karya Anakku. Dimuat di Pikiran Rakyat, 23 Des 2012



Nilai Ulanganku
Karya: Rianita Wulandari Arief Nadea

                “Riaaaaa,” suara Firda dari luar rumah.
                “Ya. Ayo masuk, Firda,” kataku membuka pintu.
                Hari ini Firda datang ke rumahku dengan maksud mau menghapal bersama. Firda adalah sahabat sejatiku. Sekaligus teman bermainku di sekolah. Nama lengkapnya Firda Fitria. Tapi aku memanggilnya Firda saja.
                “Firda, ini adikku bernama Rega.”
                “Oh, gitu, adikmu lucu sekali.”
                “Apakah kamu punya adik?”
                “Punya.”
                “Siapa namanya?”
                “Firna. Kelas 1 SD.”
                “Oh, kalau adikku masih Play Group. Ya sudah ayo kita belajar untuk besok Firda.”
                “Ayooo!”
                Lalu aku dan Firda belajar karena besok ulangan bahasa Indonesia. Lalu aku bertanya pada Firda.
                “Firda, kamu tau ulangannya bab berapa? Aku lupa lagi.”
                “Bab 4 dan bab 5.”
                Beberapa jam kemudian, Bundaku pulang dari tempat kerja.
                “Assalamu ‘alaikum.”
                Wa ‘alaikumus salam, eh Bunda sudah pulang.”
                “Ini sandal siapa Kak? Koq Bunda ngak mengenalnya?”
                “Itu punya temanku.”
                “Oh....Siapa namanya, tumben ada teman kakak?”
                “Firda.  Kami mau ngapalin, Bun. Soalnya besok ulangan bahasa Indonesia.”
                “Ya sudah, ayo Kakak belajar lagi.”
                Aku masuk kembali ke kamarku. Beberapa menit kemudian. Tok...tok...tok...suara pintu kamar diketuk.
                “Kak, buka pintunya.”
                “Iya, Bun tunggu,” Aku membuka pintu kamar.
                “Nih minumannya. Minum dulu yah Kak, Firda. Pasti kalian kehausan.”
                “Terima kasih Bunda.”
                “Terima kasih Tante”
                “Sama-sama.”
                Setelah kami menghapal. Lalu Firda pamitan pulang.
                “Ria, aku mau pulang dulu yah!”
                “Iya. dah Firda.”
                “Dah juga.”
                Keesokan harinya. Setiba di sekolah hatiku tidak tenang. Aku takut nilai ulanganku kurang dari KKM. Aku takut kena hukum Pak Guru. Dan yang aku takutkan lagi, Bunda marah padaku. Ih ngeriiiii deh, kalau Bunda sudah marah. Bisa-bisa sesisi rumah menutup telinga karena berisik mendengar teriakan Bunda yang memarahiku. Maka ketika ulangan, aku tak henti-hentinya berdoa pada Tuhan agar nilaiku bagus. Syukurlah soalnya dapat kuselesaikan, walau ada beberapa yang sulit.
                Keesokan harinya...
                Deg....Deg....Deg. Jantungku bersuara keras, ketika bapak guru masuk dan membawa hasil ulangan. Lalu bapak guru memanggil nama-nama. Aku menunggunya dengan tidak tenang.  Hingga tibalah giliranku dipanggil. Dengan pelan aku menghadapi bapak guru, menerima kertas dengan mata merem. Ketika duduk, pelan-pelan aku membuka kertas ulangan. Ternyata nilainya 90. Aku bersorak girang. Terima kasih Tuhan, terima kasih Firda yang sudah menemaniku belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar