Meningkatkan Kualitas Siswa dengan Pemantapan
Oleh: Nina Rahayu Nadea
Meski pelaksanaan Ujian Nasional
masih beberapa bulan lagi. Namun
persiapannya sudah mulai dirasakan di sekolah. Salah satunya yaitu dengan
melaksanakan kegiatan pemantapan yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
kelas IX pun kelas XII. Kegiatan tambahan pelajaran yang diadakan untuk
membantu anak didik dalam menyelesaikan soal UN. Pemantapan diharapkan dapat
terselenggara agar dapat melatih siswa-siswi sehingga menjadi terampil dan
mahir dalam menyelesaikan soal-soal yang diprediksikan muncul dalam UN.
Selain itu, dengan adanya pemantapan mereka akan terbiasa mengerjakan
soal dengan mudah. Karena dalam pemantapan biasanya anak diberi trik dan cara
penyelesaian soal dengan cepat dan tepat. Keterbiasaan yang kemudian menuntun siswa
sehingga mampu mengukur kemampuan individualnya sehingga dapat mengantisipasi
dengan cara giat berlatih dibantu oleh
guru dan yang lainnya.
Materi Pelajaran yang diterima anak didik dalam pemantapan adalah
meliputi pelajaran yang khusus akan di UNkan. Pelajaran SMP meliputi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, IPA. Untuk SMA Jurusan IPA meliputi: Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi. SMA Jurusan IPS meliputi: Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Geografi, Sosiologi.
Rencana pelaksanaan Ujian Nasional, berdasarkan Peraturan Badan Standar
Nasional Pendidikan Nomor: 0022/P/BSNP/XI/2013, untuk SMA diperkirakan 14-16
April 2014, susulan 22 - 24 April 2014.
Sedangkan untuk SMP 5 - 8 Mei 2014, susulan 12 - 16 Mei 2014. Susulan itu sendiri hanya
diperuntukan bagi yang sakit dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah
Untuk menjaring siswa agar dapat
melaksanakan semua pemantapan dengan baik adalah dengan melakukan kegiatan
pemantapan setelah pulang sekolah. Atau ada juga sebelum masuk kelas jam
pertama. Selain itu diberlakukan aturan, bahwa absen tetap berlaku, tentu saja
hal ini tidak ada kaitan dengan penambahan nilai. Hanyalah semata-mata agar
anak masuk dan dapat mengikuti pemantapan sehingga dapat menyerap pelajaran
yang diberikan guru.
Aturan ini biasanya dilakukan semua sekolah
agar anak didik mengikuti pemantapan dengan baik. Demi mempersiapkan anak didik
agar kualitas dalam pembelajaran dapat meningkat. Mengingat paket yang
diberikan pemerintah dalam UN masih sama yaitu 20 dengan nilai kelulusan harus
melebihi 5. Apalagi untuk Ujian Nasional tahun 2014. Kiranya para siswa harus
lebih serius dan lebih semangat dalam belajar. Betapa tidak, diperkirakan untuk
tahun ini tingkat soal kesulitan UN dipastikan meningkat dibanding tahun
sebelumnya. Jika UN tahun 2012-2013
hanya memberikan prosentase 10 persen untuk soal sulit, 70 persen soal sedang
dan 20 persen soal mudah. Sementara tahun 2013-2014 ini, soal sulit menjadi 20
persen. Sedang 70 persen dan mudah hanya 10 persen. Karena itu perlu adanya
pelaksanaan atau persiapan yang benar-benar matang agar terlaksananya tujuan.
Kendati pada kenyataanya banyak sekali siswa yang tidak peduli bahkan
cenderung acuh dalam menghadapi pemantapan. Dalam hal ini perlu adanya
keseriusan pihak sekolah dalam memberikan penyuluhan pada anak didik, pun orang
tua. Bila perlu undanglah mereka dan beri pengarahan serta gambaran tentang pelaksanaan
UN. Beri pula contoh kongkrit, tentang kejadian yang sudah dialami para siswa
di tahun 2013 yang sudah menjalankan UN, khususnya yang tidak lulus UN. Jangan sampai
terjadi kekecewaan di kemudian hari, kemudian menyalahkan pihak sekolah.
Kegiatan pemantapan ini tentunya melibatkan para guru mata pelajaran yang
handal yang diharap mampu membimbing anak didiknya untuk mencapai tujuan.
Selain itu ada pula beberapa sekolah yang menggandeng lembaga–lembaga lain agar
pemantapan dapat berlangsung dengan baik. Serta diharap mampu mengantisipasi
atau mengurangi kesalahan terbesar dalam UN.
Apakah pemantapan yang
terselenggara telah sesuai dengah harapan guru pada umumnya? Lihatlah di
lapangan. Ketika guru bersemangat
mempersiapkan diri dalam memberikan materi pemantapan ternyata siswa yang hadir
hanyalah setengah atau bahkan kurang dari jumlah siswa seharusnya. Dilema
memang di sisi lain sekolah ingin memberi kuantitas terbaik agar siswanya
berkualitas. Tapi di sisi lain kecenderungan siswa itu sendiri dalam mengikuti
pemantapan mengalami penurunan.
Kembali lagi ke pada para guru
yang memberikan pembelajaran. Bercerminlah. Apakah mereka sudah memberikan
pelajaran dengan baik? Ubahlah cara mengajar, cari metode lain yang tidak dari
biasanya, agar anak terhindar dari rasa jenuh. Rembugkanlah semuanya dengan
pihak terkait yang terlibat dalam sekolah. Aturlah waktu sebaik mungkin agar
anak tidak mengalami kejenuhan dalam belajar. Buatlah jadwal pelajaran selingan
antara eksac dan sosial. Jangan sampai mereka mendapati jadwal eksak di hari
yang bersamaan. Jika memungkinkan belajarlah di luar kelas atau bermainlah
dengan bayak game atau permainan yang dapat membuat anak kembali ceria dalam
mengikuti pelajaran.
Seorang guru tentunya harus banyak
melakukan pendekatan pada anak didik
tentang pentingnya UN dan perlunya melakukan berbagai pengorbanan agar pemantapan
dapat berlangsung lancar. Ada beberapa cara yang patut guru sampaikan kepada
anak didik sebelum proses UN berlangsung. Senantiasa mengingatkan mereka agar:
1.
Memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin.
Jangan sampai ada penyesalan yang terlambat datang.
2.
Mengukur kemampuan masing-masing, banyak
bertanya.
3.
Percaya diri dan tidak pernah berusaha mencontek
atau menggantungkan harapan pada orang lain.
4.
Tidak berteman dengan orang yang sekiranya
membawa pengaruh yang buruk pada kita. Tapi berusaha untuk mencari atau
berbarengan dengan teman yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar.
5.
Jangan bosan mengikuti try out atau sejenisnya
untuk melatih diri dalam melakukan kebiasaan.
Mudah-mudahan jika guru melakukan pendekatan dengan rutin baik secara
umum pun individu. Anak didik yang asalnya malas mengikuti pemantapan menjadi
lebih bersemangat dalam belajar sehingga dapat meningkat kualitas
pembelajarannya.
Tapi Yang lebih disayangkan sekarang
ini adalah banyak pihak yang memanfaatkan moment ini menjadi suatu kesempatan yang lain. Coba
saja tengok kasus atau beberapa masalah yang membuat program pemantapan ini menjadi
kontradiksi, karena kebijakan yang dilakukan sekolah itu sendiri.
Percayakan semua pada sang
pengemban amanah di lapangan. Percayalah bahwa semua dilakukan adalah benar adanya. Bahwa mereka melakukan tindakan apa pun
adalah demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Tidak untuk yang lainnya. Semoga
kegiatan seperti itu membuat kita sadar dan tidak lupa diri. Bahwasannya ada
hal yang lebih penting selain mencari keuntungan sesaat. Menumbuhkan sikap
semangat belajar agar menjadi pribadi yang berkualitas demi menyongsong Ujian
Nasional. Itu yang penting***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar