Rabu, 22 Januari 2014

Opini, dimuat di Koran Galamedia. Senin 20 Januari 2014


Meningkatkan Kualitas  Siswa dengan Pemantapan
Oleh: Nina Rahayu Nadea



                Meski pelaksanaan Ujian Nasional masih beberapa bulan lagi.  Namun persiapannya sudah mulai dirasakan di sekolah. Salah satunya yaitu dengan melaksanakan kegiatan pemantapan yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik kelas IX pun kelas XII. Kegiatan tambahan pelajaran yang diadakan untuk membantu anak didik dalam menyelesaikan soal UN. Pemantapan diharapkan dapat terselenggara agar dapat melatih siswa-siswi sehingga menjadi terampil dan mahir dalam menyelesaikan soal-soal yang diprediksikan muncul dalam UN.
Selain itu, dengan adanya pemantapan mereka akan terbiasa mengerjakan soal dengan mudah. Karena dalam pemantapan biasanya anak diberi trik dan cara penyelesaian soal dengan cepat dan tepat.  Keterbiasaan yang kemudian menuntun siswa sehingga mampu mengukur kemampuan individualnya sehingga dapat mengantisipasi dengan cara giat berlatih dibantu oleh  guru dan yang lainnya.
Materi Pelajaran yang diterima anak didik dalam pemantapan adalah meliputi pelajaran yang khusus akan di UNkan. Pelajaran  SMP meliputi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA. Untuk SMA Jurusan IPA meliputi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi. SMA Jurusan IPS meliputi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Geografi, Sosiologi.
Rencana pelaksanaan Ujian Nasional, berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0022/P/BSNP/XI/2013, untuk SMA diperkirakan 14-16 April 2014,  susulan 22 - 24 April 2014. Sedangkan untuk SMP 5 - 8 Mei 2014, susulan  12 - 16 Mei 2014. Susulan itu sendiri hanya diperuntukan bagi yang sakit dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah
                Untuk menjaring siswa agar dapat melaksanakan semua pemantapan dengan baik adalah dengan melakukan kegiatan pemantapan setelah pulang sekolah. Atau ada juga sebelum masuk kelas jam pertama. Selain itu diberlakukan aturan, bahwa absen tetap berlaku, tentu saja hal ini tidak ada kaitan dengan penambahan nilai. Hanyalah semata-mata agar anak masuk dan dapat mengikuti pemantapan sehingga dapat menyerap pelajaran yang diberikan guru.
  Aturan ini biasanya dilakukan semua sekolah agar anak didik mengikuti pemantapan dengan baik. Demi mempersiapkan anak didik agar kualitas dalam pembelajaran dapat meningkat. Mengingat paket yang diberikan pemerintah dalam UN masih sama yaitu 20 dengan nilai kelulusan harus melebihi 5. Apalagi untuk Ujian Nasional tahun 2014. Kiranya para siswa harus lebih serius dan lebih semangat dalam belajar. Betapa tidak, diperkirakan untuk tahun ini tingkat soal kesulitan UN dipastikan meningkat dibanding tahun sebelumnya. Jika  UN tahun 2012-2013 hanya memberikan prosentase 10 persen untuk soal sulit, 70 persen soal sedang dan 20 persen soal mudah. Sementara tahun 2013-2014 ini, soal sulit menjadi 20 persen. Sedang 70 persen dan mudah hanya 10 persen. Karena itu perlu adanya pelaksanaan atau persiapan yang benar-benar matang agar terlaksananya tujuan.
Kendati pada kenyataanya banyak sekali siswa yang tidak peduli bahkan cenderung acuh dalam menghadapi pemantapan. Dalam hal ini perlu adanya keseriusan pihak sekolah dalam memberikan penyuluhan pada anak didik, pun orang tua. Bila perlu undanglah mereka dan beri pengarahan serta gambaran tentang pelaksanaan UN. Beri pula contoh kongkrit, tentang kejadian yang sudah dialami para siswa di tahun 2013 yang sudah menjalankan UN, khususnya yang tidak lulus UN. Jangan sampai terjadi kekecewaan di kemudian hari, kemudian menyalahkan pihak sekolah.
Kegiatan pemantapan ini tentunya melibatkan para guru mata pelajaran yang handal yang diharap mampu membimbing anak didiknya untuk mencapai tujuan. Selain itu ada pula beberapa sekolah yang menggandeng lembaga–lembaga lain agar pemantapan dapat berlangsung dengan baik. Serta diharap mampu mengantisipasi atau mengurangi kesalahan terbesar dalam UN.
                Apakah pemantapan yang terselenggara telah sesuai dengah harapan guru pada umumnya? Lihatlah di lapangan.  Ketika guru bersemangat mempersiapkan diri dalam memberikan materi pemantapan ternyata siswa yang hadir hanyalah setengah atau bahkan kurang dari jumlah siswa seharusnya. Dilema memang di sisi lain sekolah ingin memberi kuantitas terbaik agar siswanya berkualitas. Tapi di sisi lain kecenderungan siswa itu sendiri dalam mengikuti pemantapan mengalami penurunan.
                Kembali lagi ke pada para guru yang memberikan pembelajaran. Bercerminlah. Apakah mereka sudah memberikan pelajaran dengan baik? Ubahlah cara mengajar, cari metode lain yang tidak dari biasanya, agar anak terhindar dari rasa jenuh. Rembugkanlah semuanya dengan pihak terkait yang terlibat dalam sekolah. Aturlah waktu sebaik mungkin agar anak tidak mengalami kejenuhan dalam belajar. Buatlah jadwal pelajaran selingan antara eksac dan sosial. Jangan sampai mereka mendapati jadwal eksak di hari yang bersamaan. Jika memungkinkan belajarlah di luar kelas atau bermainlah dengan bayak game atau permainan yang dapat membuat anak kembali ceria dalam mengikuti pelajaran.
                Seorang guru tentunya harus banyak melakukan pendekatan pada anak didik  tentang pentingnya UN dan perlunya melakukan berbagai pengorbanan agar pemantapan dapat berlangsung lancar. Ada beberapa cara yang patut guru sampaikan kepada anak didik sebelum proses UN berlangsung. Senantiasa mengingatkan mereka agar:
1.       Memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Jangan sampai ada penyesalan yang terlambat datang.
2.       Mengukur kemampuan masing-masing, banyak bertanya.
3.       Percaya diri dan tidak pernah berusaha mencontek atau menggantungkan harapan pada orang lain.
4.       Tidak berteman dengan orang yang sekiranya membawa pengaruh yang buruk pada kita. Tapi berusaha untuk mencari atau berbarengan dengan teman yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar.
5.       Jangan bosan mengikuti try out atau sejenisnya untuk melatih diri dalam melakukan kebiasaan.
Mudah-mudahan jika guru melakukan pendekatan dengan rutin baik secara umum pun individu. Anak didik yang asalnya malas mengikuti pemantapan menjadi lebih bersemangat dalam belajar sehingga dapat meningkat kualitas pembelajarannya.
                Tapi Yang lebih disayangkan sekarang ini adalah banyak pihak yang memanfaatkan moment  ini menjadi suatu kesempatan yang lain. Coba saja tengok kasus atau beberapa masalah yang membuat program pemantapan ini menjadi kontradiksi, karena kebijakan yang dilakukan sekolah itu sendiri.
                Percayakan semua pada sang pengemban amanah di lapangan. Percayalah bahwa semua dilakukan adalah benar  adanya. Bahwa mereka melakukan tindakan apa pun adalah demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Tidak untuk yang lainnya. Semoga kegiatan seperti itu membuat kita sadar dan tidak lupa diri. Bahwasannya ada hal yang lebih penting selain mencari keuntungan sesaat. Menumbuhkan sikap semangat belajar agar menjadi pribadi yang berkualitas demi menyongsong Ujian Nasional. Itu yang penting***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar