Senin, 26 Mei 2014

Artikel, dimuat di majalah Baca, Banda Aceh Edisi 6 Mei-Juni 2014


Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak
Oleh: Nina Rahayu Nadea

                Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi (Tuntutlah  ilmu dari buaian sampai ke liang lahat). Tolabul ilmi fariidotun ‘ala kulli muslimin wa muslimat ( Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan). Jelaslah, bahwa  belajar dan menuntut ilmu adalah suatu kewajiban umat Islam sepanjang hayat.  Maka di mana pun dan  kapan pun,  tak ada istilah untuk berhenti belajar dan belajar.
Salah satu cara sederhana yang dilakukan dari belajar adalah dengan membaca. Suatu kegiatan yang pasti berhubungan buku. Kebiasaan membaca itu sendiri perlu dilatih dari usia sedini mungkin. Agar tidak terjadi rasa malas dalam membaca.
Disadari atau tidak budaya membaca di kalangan anak pelajar menurun drastis. Lihatlah di perpustakaan sekolah. Kondisi anak yang memprihatinkan banyak pihak. Jangan salah jika semakin kemudian prestasi anak di sekolah mengalami penurunan karena kurangnya membaca.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa mereka malas membaca. Tekhnologi yang semakin canggih semakin menggerus minat anak dalam membaca. Permainan game  semakin melenakan dan menjauhkan mereka dari buku. Pun arena bermain dan hiburan lebih menggiurkan anak dibanding dengan membaca. Dan salah satu terpenting yang menyebabkan kurangnya minat anak dalam membaca  adalah tidak ada dukungan dari keluarga.
Adalah perpustakaan yang dapat dijadikan sarana pendukung atau upaya agar proses membaca dapat berlangsung. Disadari atau tidak keberadaan perpustakaan ini dapat menyebabkan proses kemudahan agar anak tertarik dalam membaca bisa terjadi.
Cara yang dilakukan orang tua untuk menumbuhkan minat baca anak, bisa dilakukan dengan membuat perpustakaan pribadi di rumah.  Perpustakaan yang diharap dapat menjadi gudang ilmu untuk keluarga, khususnya anak-anak. Yang kemudian akan  semakin menyadarkan betapa pentingnya keberadaan  perpustakaan dalam memberi informasi yang berharga.
                Perpustakaan itu sendiri menurut Sulistyo Basuki: adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan berdasarkan tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.
                Ada pun perpustakaan pribadi adalah perpustakaan yang dikelola oleh orang tertentu secara pribadi dengan tujuan melayani kebutuhan keluarga itu sendiri. Atau dengan kata lain dibiayai dan dikelola oleh perorangan untuk tujuan tertentu.
                Alasan beberapa orang membuat perpustakaan pribadi di rumah adalah berawal dari membeli banyak koran atau majalah, pun bacaan lain. Alhasil buku-buku yang ada di rumah berserakan. Inilah yang kemudian menyebabkan mereka berusaha untuk mengatur, memanajemen buku-buku itu sendiri agar tidak berserakan. Sehingga dengan demikian buku menjadi tertata dan mudah untuk ditemukan apabila diperlukan kembali.
                Penataan yang rapi dan menarik, dengan tidak menyimpan buku di sembarang diharapkan dapat membuat nyaman dan betah ketika anak berada dalam ruang perpustakaan ini. Dan diharapkan inilah yang kemudian menjadi dasar agar anak-anak pun orang tua menjadi  tertarik dan kemudian menyukai kegiatan  membaca.
                Tanpa disadari semakin sering melihat deretan buku yang berjejer dalam rumah akan menimbulkan rangsangan dan gairah baru bagi seseorang untuk semakin mencintai buku dan kemudian akan mendisiplinkan diri dalam hal membaca. Itulah kemudian yang  harus disadari bahwa keberadaan perpustakaan di rumah sangat penting keberadaannya.
                Untuk mengoptimalkan fungsi perpustakaan pribadi itu sendiri  perlu adanya penataan yang baik agar tempatnya dinikmati anak-anak. Bila perlu aturlah sedemikan rupa atau perlengkap dengan gambar-gambar sesuai dengan usia anak. Ada baiknya juga setiap anggota yang berada dalam keluarga  sendiri mempunyai andil yang besar dalam keberlangsungan tujuan yang diharapkan.
Ajaklah anak untuk membaca bersama, kemudian mintalah pendapat tentang buku yang baru saja dibaca. Berilah penjelasan dengan bahasa anak jika mereka tidak mengerti dengan buku yang dibaca. Latihlah anak yang belum bisa membaca dengan cara mendongengkan rutin padanya, agar menarik sertakan gambar-gambar yang berwarna dan menarik bagi anak. Tiada lain yang menjadi sasaran dalam hal ini adalah mengembangkan minat baca anak. Yang pasti bapak atau ibu pun orang tua dewasa yang berada dalam lingkungan keluarga harus memberikan contoh yang baik sehigga prilakunya dapat dengan mudah ditiru oleh anak-anak, dalam perihal membaca.
                Butuh waktu memang untuk melihat hasilnya. Melihat anak-anak tumbuh dan berkembang dengan minat baca yang baik. Tapi setidaknya kita mempunyai niat untuk menanamkan minat membaca pada anak-anak. Sebagai orang tua yang bijak adalah perlu sekali melakukan kegiatan seperti ini. Pilahlah buku-buku yang tersedia dalam perpustakaan rumah sesuai dengan umur anak. Jangan sampai anak mengonsumsi bacaan  yang belum waktunya
                Temani serta bimbinglah anak-anak pada saat membaca. Beri ajaran dan selipkan norma sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Ceritakan apa baik dan buruknya.
                Masalah gemar membaca atau tidak. Tidak bisa disalahkan hanya kepada pihak sekolah saja yang notabene sebagai pelaku bidang pedidikan. Namun yang utama adalah peran orang tua dalam menumbuhkan mibat baca. Jadikan keberadaan perpustakaan pribadi ini sebagai langkah awal untuk mendapatkan langkah yang lebih baik selanjutnya.
                Salah satu cara yang dilakukan orang tua adalah dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam perpustakaan sebaik mungkin. Jangan sampai perpustakaan yang ada di rumah hanya menjadi hiasan belaka. 
Ajaklah anak-anak untuk belajar membaca dari buku-buku yang tersedia. Pilihlah buku sesuai dengan keinginanan. Tentulah buku yang sesuai dengan umur mereka. Pun orang tua jangan hanya menyuruh anak membaca, sementara orang tua tidak pernah menyentuh buku.
                Melihat deretan buku yang berada di dalam rumah tentunya akan membuat bangga sendiri. Memiliki perustakaan pribadi adalah menjadi kebangaan tersendiri bagi si empunya. Selain karena pemilik perpustakaan pribadi masih sangat jarang ditemukan. Pun menandakan bahwa adanya penilaian masyarakat atau orang sekitar tentang pemiliknya. Mempunyai perpustakaan di rumah adalah menjadi idaman banyak orang. Khususnya yang sangat peduli terhadap anak,  buku dan juga peduli terhadap tujuan yang mereka idamkan-melihat anak gemar membaca.
                Tapi ingatlah keberadaan perpustakaan itu sendiri, agar perpustakaan itu bertahan lama perlu dilakukan upaya-upaya agar perpustakaan tetap terjaga:
1.       Simpanlah buku di tempat yang layak.  
2.       Pilahlah buku tersebut sesuai genre masing-masing. Hal ini penting agar memudahkan pencarian sehingga dapat mencari tidak terlalu susah dan tidak perlu mengobrak-abrik buku yang lain. Dan tentunya akan membuat buku menjadi awet .
3.       Berikan ruang cahaya yang masuk. Hal ini perlu untuk mencegah kelembaban.
4.       Sediakanlah penerangan yang baik. Hal ini untuk membantu kenyamanan dalam membaca.
5.       Rajinlah memberikan kapur barus di atas buku dan sekelilingnya. Hal ini untuk mencegah adanya rayap yang dapat merusak buku-buku.
6.       Rajinlah membersihkan buku dari debu.
7.       Membiasakan diri menyimpan buku pada tempatnya
Mari budayakan membaca mulai diri kita sendiri sebagai orang tua. Dengan keseriusan, agar  budaya baca dapat disenangi anak. Kalau bukan kita siapa lagi?***

2 komentar:

  1. Assalamu"alaikum mbak nina,, teman saya pernah membaca tulisan saya di majalah baca, katanya majalahnya ada di perpustakaan wilayah banda aceh, saya kesana tapi gak ada,, dimna ya mbaknina kita bisa mendapatkan majalah itu? trmksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikum salam. Makasih telah berkunjung ke blog saya Mbak. Kebetulan saya dikirim langsung ke rumah, setelah artikel saaya dimuat. Coba Mbak tanya Pak Tabrani Yunis, ia pemred majalah tersebut. Semoga bisa membantu ya, Mbak :)

      Hapus