Senin, 13 Agustus 2012

Dimuat di majalah Suara daerah PGRI Jabar

TEMA:PENDIDIKAN DAN BERBAGAI PERSOALANNYA.

Menanamkan Budi Pekerti pada Anak
Oleh: Nina Rahayu Nadea

Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam membentuk karakter individu masayarakat. Sehingga diperlukan pendidikan yang bermutu, terarah dan berkelanjutan, supaya tujuan pendidikan dapat tercapai dengan sempurna.
Tujuan pendidikan itu sendiri menurut Hummel (1977) mengandung 3 nilai yaitu:
1. Autonomy
Yaitu membenri kesadaran, pengetahuan dan kemampuan secara maksimal kepada individu maupun kelompok, untuk dapat hidup mandiri dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik.
2. Equity
Artinya pendidikan tersebut harus memberi kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan berekonomi, dengan memberi pendiduikan dasar yang sama.
3. Survival
Artinya dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi kepada ghenerasi berikutnya.
Sedangkan Hakikat Pendidikan secara universal menurut Eka Prihatin dalam bukunya ”Konsep Pendidikan”, adalah menanamkan nilai-nilai intelegensi, moral, dan spiritual kepada anak didik sesuai dengan perkembangan mental dan jasmaninya..
Pelaksanaan pendidikan moral sangat besar perananya. Apalagi di Indonesia sebagai Negara timur yang terkenal tradisi beradabnya kini sudah mengalami kemerosotan moral yang drastis. Moralitas generasi penerus bangsa sebagian sudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya negatif sehingga mengarah pada penyimpangan prilaku dan budi pekerti yang kurang baik. Contohnya : tawuran pelajar, minuman keras, meningkatnya ketidakjujuran, membolos, senang menyontek, berbahasa tidak sopan, berkurangnya rasa hormat kepada guru, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut sangatlah sering kita saksikan dan karena seringnya sepertinya sudah dianggap biasa dan lumrah.
Untuk merespon gejala kemerosotan tersebut maka perlu penanaman moral yang baik yang melibatkan semua unsur pendidikan. Salah satu cara yang lebih mudah adalah dengan menanamkan tentang budi pekerti pada saat anak bersosialisai dengan guru. Baik itu di dalam kelas ataupun di luar kelas. Baik itu sedang mengajar ataupun di luar jam pelajaran. Pokoknya disetiap ada kegiatana atau ada tenggang waktu yang sesuai tanamkanlah budi pekerti pada anak.
Budi Pekerti itu sendiri menurut M.Imarn Pohan dalam buku “Budi pekerti dalam Sosialisme Indonesia” adalah Segala tabiat atau perbuatan manusia yang berdasar pada akal atau pikiran
Penanaman Budi Pekerti menurut kamus Besar bahasa Indonesia adalah memasukan, membangkitkan, menempatkan, mempertumbuhkan / memelihara suatu perasaan, semangat pengaruh, kepentingan dan sebagainya.
Memang tidaklah mudah mengubah budi pekerti anak yang notabene berasal dari berbagai komunitas keluarga yang berbeda yang dalam keluarganya terdapat berbagai konflik dan aturan yang berbeda pula. Salah satu cara pendekatan misalnya dapat dilakukan dengan pendekatan Agama. Ki Drs. H. Irpan Kusumohadibroto, B.Sc., mengatakan; “Sumber pendidikan budi pekerti adalah ajaran agama. Yaitu ajaran yang diberikan tokoh agama maupun tokoh masyarakat termasuk teladannya, itu merupakan sumber budi pekerti. (Pendidikan karakter mandiri dan Kewirausahaan 2003, halaman 44)
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam menankan budi pekerti adalah:
1) Kegiatan rutin:
Yaitu kegiatan yang dilakukan setiap hari, contohnya:
Berdo’a sebelum pelajaran dimulai, merapihkan kondisi kelas, memeriksa pakaian atau kelengkapan anak, tertib waktu belajar, mengucapkan salam ketika bertemu, memberi eksperi wajah ketika mengucap atau menjawab salam
2) Kegiatan spontan
Yaitu kegiatan yang dapat dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga. Pada saat pendidik mengetahui kejadian yang baik dan yang kurang baik maka harus langsung diberi tindakan. Contohnya:
Menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan, memberi penghargaan atau reward kepada anak saat anak menjawab betul, memberi kegiatan yang menyenagkan misalnya memberi tanggung jawab anak untuk menjadi ketua kelompok
3) Kegiatan dengan teladan atau dengan contoh
Yaitu kegiatan yang dapat dilakukan dengabn memberikan teladan atau contoh pada anak. Guru mempunyai peranan penting, karena semua sikap guru biasanya menjadi sorotan anak didiknya. Misalnya: cara berpakaian, bertutur kata, dan lain-lain
4) Kegiatan yang direncanakan
Yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya diawali dengan adanya perencanaan/program yang dibuat pendidik. Janganlah membuat suatu kegiatan yang sifatnya dadakan. Hal ini akan menyebabkan kondisi anak labil dan memicu kepada perbuatan yang melanggar budi pekerti.
Ke empat strategi tersebut merupakan hal yang sederhana yang kalau dilakukan secara terus menerus dapat menjembatani masalah kemerosotan budi pekerti di sekolah.. Walaupun realisasnya pendidikan budi pekerti bukanlah hanya semata mata datang dari sekolah saja tapi juga menyangkut unsur keluarga dan masyarakat. Untuk itu mari kita menanamkan nilai budi pekerti secara bersama sama, bukanlah menyalahkan salah satu pihak saja.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar