TEMA:PENDIDIKAN DAN BERBAGAI PERSOALANNYA.
Menanamkan Budi Pekerti pada Anak
Oleh: Nina Rahayu Nadea
Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam membentuk karakter individu
masayarakat. Sehingga diperlukan pendidikan yang bermutu, terarah dan
berkelanjutan, supaya tujuan pendidikan dapat tercapai dengan sempurna.
Tujuan pendidikan itu sendiri menurut Hummel (1977) mengandung 3 nilai yaitu:
1. Autonomy
Yaitu membenri kesadaran, pengetahuan dan kemampuan secara maksimal
kepada individu maupun kelompok, untuk dapat hidup mandiri dan hidup
bersama dalam kehidupan yang lebih baik.
2. Equity
Artinya
pendidikan tersebut harus memberi kesempatan kepada seluruh masyarakat
untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan
berekonomi, dengan memberi pendiduikan dasar yang sama.
3. Survival
Artinya dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi kepada ghenerasi berikutnya.
Sedangkan Hakikat Pendidikan secara universal menurut Eka Prihatin
dalam bukunya ”Konsep Pendidikan”, adalah menanamkan nilai-nilai
intelegensi, moral, dan spiritual kepada anak didik sesuai dengan
perkembangan mental dan jasmaninya..
Pelaksanaan pendidikan moral
sangat besar perananya. Apalagi di Indonesia sebagai Negara timur yang
terkenal tradisi beradabnya kini sudah mengalami kemerosotan moral yang
drastis. Moralitas generasi penerus bangsa sebagian sudah terpengaruh
oleh hal-hal yang sifatnya negatif sehingga mengarah pada penyimpangan
prilaku dan budi pekerti yang kurang baik. Contohnya : tawuran pelajar,
minuman keras, meningkatnya ketidakjujuran, membolos, senang menyontek,
berbahasa tidak sopan, berkurangnya rasa hormat kepada guru, dan lain
sebagainya. Hal-hal tersebut sangatlah sering kita saksikan dan karena
seringnya sepertinya sudah dianggap biasa dan lumrah.
Untuk merespon
gejala kemerosotan tersebut maka perlu penanaman moral yang baik yang
melibatkan semua unsur pendidikan. Salah satu cara yang lebih mudah
adalah dengan menanamkan tentang budi pekerti pada saat anak
bersosialisai dengan guru. Baik itu di dalam kelas ataupun di luar
kelas. Baik itu sedang mengajar ataupun di luar jam pelajaran. Pokoknya
disetiap ada kegiatana atau ada tenggang waktu yang sesuai tanamkanlah
budi pekerti pada anak.
Budi Pekerti itu sendiri menurut M.Imarn
Pohan dalam buku “Budi pekerti dalam Sosialisme Indonesia” adalah
Segala tabiat atau perbuatan manusia yang berdasar pada akal atau
pikiran
Penanaman Budi Pekerti menurut kamus Besar bahasa Indonesia
adalah memasukan, membangkitkan, menempatkan, mempertumbuhkan /
memelihara suatu perasaan, semangat pengaruh, kepentingan dan
sebagainya.
Memang tidaklah mudah mengubah budi pekerti anak yang
notabene berasal dari berbagai komunitas keluarga yang berbeda yang
dalam keluarganya terdapat berbagai konflik dan aturan yang berbeda
pula. Salah satu cara pendekatan misalnya dapat dilakukan dengan
pendekatan Agama. Ki Drs. H. Irpan Kusumohadibroto, B.Sc., mengatakan;
“Sumber pendidikan budi pekerti adalah ajaran agama. Yaitu ajaran yang
diberikan tokoh agama maupun tokoh masyarakat termasuk teladannya, itu
merupakan sumber budi pekerti. (Pendidikan karakter mandiri dan
Kewirausahaan 2003, halaman 44)
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam menankan budi pekerti adalah:
1) Kegiatan rutin:
Yaitu kegiatan yang dilakukan setiap hari, contohnya:
Berdo’a sebelum pelajaran dimulai, merapihkan kondisi kelas,
memeriksa pakaian atau kelengkapan anak, tertib waktu belajar,
mengucapkan salam ketika bertemu, memberi eksperi wajah ketika mengucap
atau menjawab salam
2) Kegiatan spontan
Yaitu kegiatan yang
dapat dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga. Pada saat pendidik
mengetahui kejadian yang baik dan yang kurang baik maka harus langsung
diberi tindakan. Contohnya:
Menciptakan suasana belajar yang nyaman
dan menyenangkan, memberi penghargaan atau reward kepada anak saat anak
menjawab betul, memberi kegiatan yang menyenagkan misalnya memberi
tanggung jawab anak untuk menjadi ketua kelompok
3) Kegiatan dengan teladan atau dengan contoh
Yaitu kegiatan yang dapat dilakukan dengabn memberikan teladan atau
contoh pada anak. Guru mempunyai peranan penting, karena semua sikap
guru biasanya menjadi sorotan anak didiknya. Misalnya: cara berpakaian,
bertutur kata, dan lain-lain
4) Kegiatan yang direncanakan
Yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya diawali dengan adanya
perencanaan/program yang dibuat pendidik. Janganlah membuat suatu
kegiatan yang sifatnya dadakan. Hal ini akan menyebabkan kondisi anak
labil dan memicu kepada perbuatan yang melanggar budi pekerti.
Ke
empat strategi tersebut merupakan hal yang sederhana yang kalau
dilakukan secara terus menerus dapat menjembatani masalah kemerosotan
budi pekerti di sekolah.. Walaupun realisasnya pendidikan budi pekerti
bukanlah hanya semata mata datang dari sekolah saja tapi juga menyangkut
unsur keluarga dan masyarakat. Untuk itu mari kita menanamkan nilai
budi pekerti secara bersama sama, bukanlah menyalahkan salah satu pihak
saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar