Yatim
Mandiri
Banyaknya kejadian yang kutemui,
menyebabkan trauma dan tidak pernah mau
memberikan uang sepeser pun pada para gepeng di jalanan.
Bermula ketika suatu kali seperti
biasa menggunakan bus umum untuk kembali
ke kota Bandung, mengenyam ilmu.
“Mbak sedekahnya, Mbak, saya belum
makan.” Seorang pemuda mengarah padaku.
“Hem, dasar malas,” batinku.
Ketika kulihat pemuda itu berbadan normal. Pun tak sedikit terlihat sakit.
“Ayo, Mbak.” Ia sedikit memaksa. Dan terus berdiri di dekatku.
Tadinya aku tak berniat memberikan uang padanya. Tapi karena ia terus
berdiri di pinggirku dengan muka yang membuatku takut. Alhasil aku memberikan uang padanya walaupun
benar-benar hati ini tak ridho.
Kali lain aku melihat seorang laki-laki yang duduk di sebelahku, dipukul
oleh seorang pengamen karena tidak memberikan uang. Ini kusaksikan di depanku.
Dan semua menyebabkanku untuk selalu berhati-hati, minimal selalu duduk di
tempat aman. Duduk di pinggir jendela dan berpura untuk tidur.
Kejadian lain yang membuatku ngeri adalah seorang Bapak yang berpura
jalannya pincang, ia bahkan sampai tertidur di trotoar dengan darah yang sudah
megering di kakinya. Saat itu aku
menyaksikannya dari dalam angkot. Praktis, hal ini membuat banyak orang merasa
kasihan, dan banyak yang memberikan uang. Tapi tiba-tiba segerombolan orang
berlari. Banyak diantaranya adalah pengemis yang berlari menyelinap ke gang-gang
yang sempit.
“Ada rajia.” Ucapan sesorang itu membuat bapak tadi bangkit. Dan segera berlari menghindar
dari keramaian. Semua terlongo dan baru menyadarinya kemudian. Bahwa ia telah
melakukan penipuan. Berpura cacat, padahal nyatanya tidak.
Semua yang kulihat dari pandanganku itu, jujur telah membuatku menjadi
yang lain. Apatis. Aku tak pernah mau
melihat mereka. Karena aku berfikir mereka hidup dalam kepura-puraan dan tak
pernah berusaha untuk serta bersyukur dengan nikmat yang diberikanNya. Padahal
menurutku, seharusnya mereka berusaha bekerja sekeras. Tidak seperti sekarang.
Menjadi seorang peminta-minta atau menjadi pengamen.
Namun semua, membuatku tersadar ketika suatu hari menjemput
anakku.
“Mah, ada pengamen.”
“Ya,” ucapku pendek, tanpa mau melihat ke arah pengamen
yang datang.
“Mah.”
“Apa?” kataku, mendekatkan telinga ke arahnya.
“Bolehkah aku memberikan uang padanya? Aku punya uang koq.”
Aku menggelengkan kepala.
“Tapi ia masih kecil. Kasihan. Kenapa
ia ngak sekolah?”
Pertanyaan anakku membuatku terhenyak.
Tanganku segera merogoh recehan di kantong. Sayang, ia keburu turun, hingga
uang di tanganku tak segera berpindah.
“Mama sih lama. Jadinya ia
keburu turun.” Anakku menangis. Aku
memandang anak kecil-sebaya anakku itu dengan perasaan bersalah. Ia tertatih di jalanan yang begitu ramai.
“Tuh kan Ma, kasihan. Papa sama
Mamanya ke mana?”
Tak kujawab. Kulihat terus anak
kecil itu sampai menghilang.
Anak kecil yang begitu mandiri,
di usianya yang begitu kecil ia berani hidup di jalanan sendirian. Terlepas
dari ia disuruh atau tidak. Kalau ternyata ia adalah seorang yatim-tidak
berayah. Betapa hebatnya ia, mampu mencari uang tanpa memerlukan bantuan dari
orang dewasa. Betul-betul seorang yatim yang mandiri.
Ada sesuatu yang mulai hari itu aku rasakan. Kepedulian pada orang lain,
namun entah harus bagaimana melakukannya.
*
Mungkin cerita ini banyak
dialami oleh banyak orang. Rasa takut yang berlebih, dan takut memberikan uang
kepada orang yang sebenarnya tidak berhak. Menyebabkan banyak orang untuk
berfikir harus ke manakah jika ada keinginan beramal, ketika ada rejeki
berlebih, dan tepat pada sasaran.
Adalah Yatim Mandiri yang akan
membantu Anda untuk menerima sebagian
harta yang dititipkan untuk kebaikan.
Apakah Yatim Mandiri itu? Merupakan lembaga nirlaba dan nonprofit yang
berkhidmat dalam memberdayakan segala potensi anak yatim melalui pengelolan
dana sosial masyarakat yang dikenal dengan singkatan ZISWAQ (Zakat, Infaq,
Shadaqoh, dan Waqaf), baik institusi maupun perorangan.
Ada banyak program dalam Yatim
Mandiri ini, terbagi ke dalam kelompok sesuai dengan ketepatannya. Program
tersebut diantaranya.
BESTARI (
Beasiswa Yatim Prestasi)
ASA YATIM (Alat
Sekolah Anak yatim)
SAHABAT ( Saku
Harian Bermanfaat)
GENIUS (Guru
Excellent Yatim Sukses)
PLUS
(Pendampingan Yatim Lulus Ujian Sekolah)
MBS (Mandiri
Boarding School)
YES (Yatim
Energik dan Sehat)
BISA (Bunda
Yatim Sejahtera)
Dll.
Yatim Mandiri menjamin dana atau
bantuan yang diberikan para donatur tepat sasaran, menepis keraguan dan ketakutan
Anda. Ingin menjadi donatur tetap? Ayo bergabunglah di www.yatimmandiri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar