Rabu, 17 Juni 2020

Bersama Bapak dalam Goresan Tinta

Buku yang sengaja kubuat untuk mengenang kebersamaan. Bersama Dr. H. Elih Sudiapermana
Kadisdik Kota Bandung 2014-2019.



Ucapan Terima Kasih

1.       Kepada Tuhan YME yang telah memberi  kemudahan menulis. Hingga akhirnya buku ini dapat terbit, dapat dibaca seluruh penjuru dunia. Semoga dapat membawa kebaikan di dunia dan di akhirat.
2.       Untuk idaman hati. Belahan jiwa penjagaku sampai akhirat nanti. Suamiku tercinta. Dari dialah kecintaanku pada dunia menulis ini hadir. Berawal dari kecemburuan terdalamku yang merasa tidak diperhatikan karena kerap bermesra di depan komputer bercumbu dengan buku-buku yang berjibun di perpustakaan kita. Hal yang tanpa disadari telah mendorongku untuk menulis. Sebuah balas dendam yang positif.
3.       Dua cintaku, bidadari di rumah yang kerap ditinggalkan. Karena kalian aku terus menulis. Aku ingin kalian bisa melihat nanti. Mengenang lewat tulisan dan menjadi pelecut agar kalian bisa terus menulis  Thanks dear... Rianita Wulandari Arief Nadea, Regalia Candranaran Arief Nadea.
4.       Pada akhirnya aku harus bersyukur mengucapakan terima kasih sangat kepada bapak. Ya, pada bapak. Karena bapak telah mamasukanku ke sebuah penjara. Itu mungkin yang aku sebutkan dahulu. Tempat di mana aku merasa dikucilkan. Berada di antara orang-orang yang jujur belum pernah aku kenal. Terpisah dengan orang-orang yang selama ini telah kucintai seperti keluargaku sendiri.
Karena dari tempat itulah semua bermula.  Menulis beragam hal. Belajar mengenal karakter banyak orang. Dan dari tempat inilah mula. Ide tulisan ini mengalir. Kenangan. Kebersamaan aku bersama bapak yang kemudian dituangkan dalam buku ini. Sebuah buku tentang aku dan bapak. Tentang keseharian menemani bapak yang kemudian semakin membuatku sadar bahwa aku  perlu untuk terus berkarya menulis segala rupa yang aku lihat dan aku bisa.
Bapak adalah sebutan untuk orang yang kukagumi. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung. Dr. H. Ellih Sudiapermana, M.Pd. Hari-hari yang kulalui kini begitu dekat dengan keseharian bapak, sangatlah disayangkan jika aku tak menuliskannya. Menuliskan tentang bapak. Semoga tulisan yang kubuat ini menginspirasi banyak orang.  Aku ingin memanfaatkan apa yang kumiliki, apa yang kupunya. Kenangan tentang bapak sangat  sayang untuk dibiarkan begitu saja. Menulis, itu yang bisa aku lakukan.
5.       Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Dr. Mia Rumiasari, M.Si. Tempat aku berkeluh. Terima kasih ibu sudah mendengarkan ceritaku. Walau bisa dihitung dengan jari pembicaraan aku dengan ibu, namun sungguh semua memberi kesan mendalam. Ibu yang tangguh yang tak pernah luluh. Satu lagi... yang begitu perhatian dengan keluarganya. Seorang ibu yang mempunyai jabatan tinggi namun tak pernah menomorduakan keluarga. Jadilah api yang mampu menghangatkan dan jadilah air yang dapat mendinginkan suasana, sungguh wejangan yang senantiasa kuingat.
6.       Hatur nuhun pada Kepala Seksi Kelembagaan Peserta Didik Dra. Yayat Karyati Liestiani, orang pertama kali yang ada dalam kehidupan  setelah berada di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Ibu yang tegar menjalani kehidupan,  yang berdisiplin tinggi pada lembaga,  yang tidak pernah lelah menjalankan aktivitasnya. Itu menjadi contoh untukku.
7.       Ucapan terima kasih juga tak lupa kuucapkan untuk Kasubag Program Data dan Informasi Dra. Pupung Puspitawati, M.Pd atasan langsungku. Atas izinya mengikuti segenap perjalanan dan kegiatan di Disdik. Hapunten ibu, bilih aya lampah anu salah anu teu sapagodos sareng manah.
8.       Teman-temanku semua di kelembagaan PPSD, delapan bulan kebersamaan, delapan bulan mengenal karakter, namun kedekatan kita bukan hanya berdasar hitungan bulan, hakiki  dalam hati- tak akan terbilang- tak akan terhitung. Tersimpan senantiasa di lubuk hati. Meski tak akan pernah menduga tentang adakah yang senang atau tidak ketika aku pergi. Namun aku menyayangi kalian semua.    
9.       Kepada para pejabat struktural lain di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung yang tidak bisa disebutkan satu persatu.   
10.   Kepada teman baruku yang selama ini menemani hari-hari di sebuah ruang. Di mana kita selama ini bercengkrama. Maaf jika aku banyak terdiam. Aku terlalu asyik dengan duniaku sendiri. Jujur, terkadang kalian berisik, membuyarkan ide-ideku. Namun dengan kegilaan kalian yang notabene para brondong- anak muda masa kini. Dan aku?  manusia jaman old yang  harus bisa belajar menerima kalian juga. Kalian telah menemaniku. Menjadi penyemangatku untuk senantiasa menulis.
Thanks to P’Eka and P’Adut yang kerap menemaniku ketika kegiatan bapak, karena dengan begitu aku tak perlu mengambil foto bapak lewat HPku. Thanks P’Arief yang senantiasa  membuat ilustrasi uniknya di Rebo Nyunda atau berita lain, thanks  P’Yudi and P’Imam yang kerap kuminta tolong perihal HP atau laptopku ketika ngadat. Kalian kereen.
11.   Eits, hampir lupa. Terima kasih untuk P’Odik. Seseorang yang telah menjalani rutinitasnya bersamaku. Meski dalam kebersamaan hanya diisi dengan saling diam. Tapi setidaknya berjasa karena berkatnya, akhirnya aku dapat mengikuti kegiatan bapak. Meski aku pernah ditinggalkan. Tertinggal di tempat yang lumayan jauh. But... thanks a lot for everything. Benar,  ketika rasa kecewa itu datang pada akhirnya akan membuat kenangan nantinya. Kenangan yang tak kan pernah terlupa. Tercatat manis dalam buku ini.
12.   Tak lupa untuk B’Novi yang di dua bulan terakhir ini  ada di ruangan.  Senang berada di ruangan tempatku berada. Aku yang asalnya tercantik ala bidadari, jadi ada saingan. Hihi. Tetapi kehadirannya benar-benar membuat hidup berubah. Oh, tak lupa juga buat B’Irvi,  terima kasih sangat atas kebersamaannya.
13.   Kru Guneman yang telah menerbitkan buku ini.  
Para pembaca di mana pun berada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar